Skip to main content

Mengenal Kursi


Pada dasarnya, kursi yang baik tidak hanya berdasarkan pada keindahan bentuk desain kursi. Aspek kenyamanan pun patut diperhatikan dan dipertimbangkan dalam mendesain kursi. Sebagai contoh ketika kita mendesain kursi makan, akan lebih nyaman jika sandaran kursi dibuat agak tegak. Hal ini akan mempermudah pengguna kursi makan untuk melakukan aktifitasnya di meja makan.
Bentuk yang indah kursi pun akan segera “hilang” ketika anda menggunakan kursi makan yang kurang nyaman ketika anda menggunakan kursi yang tidak nyaman dengan aktifitas yang anda lakukan.
Mengenal bagian kursi
Sebelum melangkah untuk mendesain kursi, pengenalan bagian kursi akan mempermudah kita untuk menggunakan bahasa yang sama dalam pembahasan lebih lanjut.
1.       Seater/dudukan kursi
·      Lebar rata rata : 40 – 55 cm (bagian depan seater/dudukan sebaiknya dibuat lebih lebar 5-8 cm agar kaki depan pengguna lebih leluasa).
·        Dalam/widht rata rata : 40 – 48 cm 
·        Tinggi dudukan  rata rata : 43 - 47 cm
·   Untuk kenyamanan, sebaiknya bagian belakang dudukan dibuat lebih rendah dari bagian depan dudukan. Tidak ada ukuran standar dalam hal ini, namun rata rata kemiringannya berkisar antara 5 – 8 derajat dari bagian depan.
2.       Armrest/tanganan
·     Ketinggian rata rata dari dudukan : 20 cm 
·     Lebar : menyesuaikan desain, namun untuk kenyamanan sebaiknya lebar minimum adalah 4 cm.
3.       Back/sandaran
·    Ketinggian rata rata : minimal 30 – 40 cm dari dudukan. Dalam beberapa desain, ada ketinggian kursi yang didesain sampai 70 cm.
·     Kemiringan : max 5 derajat (untuk kursi makan), 10 – 15 derajat (untuk kursi santai).
Panduan mendesain kursi
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mendesain kursi agar kursi yang dihasilkan akan nyaman unuk digunakan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·   Kursi mudah untuk diduduki dan tidak menyulitkan pengguna ketika berdiri meninggalkan kursi (misalnya pakaian tersangkut armrest ketika beranjak pergi).
·         Kaki kursi harus stabil dan menapak pada lantai semua secara rata.
·     Armrest/tanganan tidak menyebabkan bahu penggunanya terangkat keatas ketika tangan pengguna disankarkan atau diletakkan diatas armrest.
·      Khusus untuk kursi makan dan kursi meja belajar/tulis, jika menggunakan armrest/tanganan maka harus diperhatikan pula ketinggian Armrest/tangan agar dapat masuk kebawah meja ketika kursi tidak digunakan.
Ukuran kursi
Tidak ada ukuran yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam mendesain kursi, karena bentuk dan ukuran orang dewasa cukup berbeda. Dalam beberapa kasus, seringkali ada permintaan desain kursi dengan ketinggian yang berbeda dengan selisih 2-4 cm dari ukuran yang biasanya digunakan.
Pada dasarnya, ukuran meja makan adalah 29 inci (73,5 cm) dan ketinggian seater/dudukan kursi makan adalah 17 - 17,5 inci (43 – 44 cm). Namun, pengalaman penulis biasa ketinggian kursi diatas dianggap terlalu rendah, sehingga ada permintaan untuk mengubah ketinggian seater kursi menjadi 45 – 47 cm.

Comments

Popular posts from this blog

7 Prinsip Desain Interior dan Arsitektur

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasi, yang di aplikasikan dalam bentuk rupa bangunan sampai perabot nya sehingga menjadi sebuah karya. Jika seorang pelukis, yang mewakili imajinasinya adalah lukisannya, maka seorang desainer Arsitektur dan Interior adalah bangunan yang dikerjakannya.

Desain Rumah Minimalis di Lahan Miring

Kali ini #tentangrumah akan membahas pemanfaatan lahan miring untuk rumah. Memiliki tanah di lahan sempit dengan permukaan yang miring bukanlah alasan bagi anda untuk membiarkannya. Lahan yang sempit sekalipun bisa anda manfaatkan untuk membangun hunian yang nyaman bagi anda dan keluarga. Bahkan, lahan yang permukaannya tidak datar dan terkesan ‘tidak menjual’ tersebut bisa anda sulap menjadi ruang hunian yang unik dan artistic. Ada begitu banyak contoh desain rumah minimalis di lahan miring yang dapat anda gunakan sebagai referensi dalam merancang hunian anda.

Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa

Suatu saat, Penulis bertemu dengan seseorang yang sedang membangun rumah nya. Dia mengatakan baru saja bertemu dengan temannya yang merupakan salah seorang kontraktor sipil yang mengatakan bahwa," rata-rata bangunan rumah di Indonesia, tidak mengacu pada prinsip dasar bangunan tahan gempa". Mungkin karena dia sedang membangun dan takut jika bangunan rumahnya yang sedang dikerjakan tidak sesuai dengan prinsip dasar tahan gempa, untuk meyakinkan, dia juga menanyakan kepada Penulis.